“Raja Alang anak Raja Barayun,Pendiri Kajang (Abdur-Razaq Lubis email 10 09 2013) merupakan “orang terkaya Selangor” pada awal abad 20 .(Norkedah Utusan M'sia S2 7 04 2012).” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“His father, Raja Berayun, was the Tengku Panglima Garang during the reign of Sultan Abdul Samad and also a personal friend of the Sultan.” (Mariana Isa, Maganjeet Kaur, 15 Sept 2015: "Kuala Lumpur Street Names: A Guide to Their Meanings and Histories").
Kiri: Keluarga anak Raja Allang: “Raja Mohamed bin Raja Allang bersama isteri dan anak2”
Kanan: Raja Allang dan isteri: “Raja Allang bin Raja Berayun bersama isteri beliau Fatimah bt Mohamed.”
(Sumber: waris keluarga Raja Saiful Rizal bin Raja Jaafar bin Raja Mohamed bin Raja Allang - cicit Raja Allang)
“A prominent person in Kajang was Raja Alang, son of Raja Berayun. He attended Malay schools in Malacca and Singapore and, upon his return, worked as a Forest Ranger in 1883. … Ulu Langat District Office was set up in 1883 and records of that time show that the Ulu Langat village was the largest settlement in the district but Kajang was chosen as the district capital because of its central location. An early census of Kajang is interesting – one police clerk (indicating that the police station was already established), one ranger (most definitely Raja Alang), twenty-two shopkeepers (of which sixteen were Sumatrans) and one gambler (most likely a Chinese!). The district office building was built in the 1910s and was in operations until it was demolished and a new building (Bangunan Dato Nazir) constructed in 1970.” (Eric Lim @ Museum Volunteers, JMM, July 15, 2020: |"History of Kajang").
“Pada tahun 1883 beliau menjadi petugas kehutanan barangkali di Ulu Langat. Tetapi beliau diperingati sebagai tuan perkebunan yang berhasi menimbun kekayaan dari getah /rubber(Abdur-Razzaq Lubis ibid).Perkebunan getah yang luas di Balakong Cheras mengikut cerita orang tua-tua kampung di Kajang dimiliki Raja Alang.Perkebunan getah itu dijuluki Raja Alang Estate.” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“The following account of the present Bugis dynasty, given by the late Raja Allang ibni Raja Brayun, who was a Forest ranger of the Ulu Langat district in the late 'eighties should be interesting. We were very much thrown together when I was prospecting for tin in his district and he seemed to know all about the Sultans of Selangor and claimed that it was his father who placed the late Sultan Abdulsamad on the throne…” (J.C. Pasqual @ The Straits Times, 11 November 1934, Page 21: |"WHEN COCKFIGHTING WAS THE RAGE").
“Raja Alang bukan saja konsultan hal-ihwal warga bumiputra setempat di Distrik Ulu Langat tetapi juga nara sumber yang terkait warga etnis Mandailing di Semenjung Malaysia Barat .Ahli sejarah alternatif yang banyak menulis naratif ataupun kisah etnis Mandailing pada abad 19,J C Pasqual mewawancarai Raja Alang untuk memperoleh fakta-fakta sejarah untuk merekam Perang Rao/Rawa 1848 yang melibatkan serangan Raja Barayun(ayah Raja Alang) ke atas Datoh Klana Sendeng di Sg Ujung(Seremban) - (Abdur-Razzaq Lubis Horas Mandailing Website) Selain menulis mengenai keterlibatan orang Mandailing dalam Perang Rao/Rawa,J C Pasqual merekamkan pula rentetan peristiwa yang berlaku di Selangor menjelang Abdul Samad naik tahta,berdasarkan pengetahuan Raja Alang mengenaimya. Pasqual berkisah bahwa Sultan Muhammad amat murka sebab Raja Barayun mempunyai hubungan baik dengan Abdul Samad.Apabila murkanya tidak dihiraukan,baginda mempersiapkan expedisi menggempur Raja Barayun di Recko/Rekoh di tepi Sg Langat.Sejumlah 500 perahu dihimpun di Kajang . Raja Barayun menggalang 300 kombatan Mandailing untuk mempertahankan Rekoh.Mereka menebang pohon kaku dan merentangkannya di tengah sungai sebagai kendala.Angkatan musuh yang menghampiri kendala atau rintangan akan diamuki oleh kombatan Mandailing.Dihadapkan dengan prospek pembantaian berkuah darah di tengah sungai,perahu-perahu tempur mudik lintang-pukang kembali ke Kajang.(Abdur-Razzaq Lubis ibid). Seperkara lagi yang diungkapkan Raja Alang kepada Pasqual pada wawancara yang lain ialah mengenai perkembangan baru dalam politik Selangor abad19 . Sultan yang bertahta di Selangor , Sultan Muhammad(1826-1857) gering.Raja Barayun,Raja Berkat Rhio aka Tuanku Panglima Raja dan Abdul Samad mendatangi istana dan menghadap Sultan yang gering di pembaringannya .Raja Barayun dan Raja Berkat Rhio minum “ayer sumpah” di situ dan menobatkan Abdul Samad sebagai Sultan Selangor.Baginda sebenarnya menantu dan keponakan(anak saudara/nephew) mantan Sultan Muhammad (Khoo Kay Kim, NST Herige 30/06/2003).Raja Mahmud ,putra dan bakal pegganti ayahandanya beserta pengikut-pengikutnya tidak angkat suara memprotes tindakan Raja Barayun.Namora Mandailing itu merupakan sosok yang amat kuasa dan berwibawa di Selangor pada waktu itu dan beliau berdiri kompak dan teguh di belakang calonnya .(Abdur-Razzaq Lubis ibid) Dengan demikian keturunan Sultan Abdul Samad terus menjadi Sultan di Negeri Selangor hingga dewasa ini.(Khoo Kay Kim ibid).” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
LATAR PERISTIWA: Raja Berayun / Borayun / Brayun / Jabarayun.
LATAR PERISTIWA: Rekoh.
Menurut sumber yang dipetik di Wikipedia(BM), masjid ini dibina sebelum tahun 1900 lagi: “Masjid Raja Alang terletak di kedudukan Latitud 2 darjah, 52 minit, 27 saat Selatan dan Longitud 101 darjah, 52 minit, 20 saat Timur. Arah kiblatnya adalah pada 292 darjah, 38minit, 4 saat. [1] Masjid Raja Alang terletak di pekan Beranang, Selangor Darul Ehsan. Masjid ini telah dibina sejak sebelum 1900 lagi. Senibinanya agak unik iaitu reka bentuk Moor, mungkin direka oleh arkitek British di Pejabat Daerah Hulu Langat pada zaman British. Sebelah masjid ini ialah Sekolah Rendah Agama Integrasi Pekan Beranang. Waktu tengah hari, pelajar sekolah agama ini sembahyang zohor dan asar di masjid ini. Masjid ini dinamakan Masjid Raja Alang sempena nama Raja Alang Ibn Raja Berayun, dan ia dibina atas tanah wakaf yang diwakafkan oleh kerabat diraja Raja Alang. [2]” (Wikipedia(BM): Masjid Raja Alang).
Sumber lain menyebut ia dibina pada awal tahun 1900-an: “Not much is known about Raja Alang except that he was one of the richest Malays in Kuala Lumpur during the late 1880s. He also bequeathed a mosque, the Masjid Raja Alang at Beranang Hilir, Selangor, which was built in the early 1900s and has survived till today.” (Mariana Isa, Maganjeet Kaur, 15 Sept 2015: "Kuala Lumpur Street Names: A Guide to Their Meanings and Histories").
Wikipedia(BI) menyatakan masjid ini dibina antara tahun 1904-1906, dan dibuka secara rasmi pada tahun 1907 oleh Sultan Alaeddin Sulaiman Shah: “The Raja Alang Mosque (Malay: Masjid Raja Alang) is a historical mosque in Beranang, Sepang District, Selangor, Malaysia. It was named after Raja Alang, who was the son of Tengku Panglima Besar Selangor, Raja Berayun @ Raja Ibrahim, who ruled Kajang during Almarhum Sultan Sir Abdul Samad's reign. He was from Sumatra, Indonesia. Raja Alang Mosque was constructed between 1904 and 1906. The mosque was officially opened in 1907 by Almarhum Sultan Sir Alaeddin Sulaiman Shah of Selangor. The mosque is similar to Alaeddin Mosque in Jugra. Its style is Middle Eastern with Moorish and Western influences.” (Wikipedia(BI): Raja Alang Mosque)
Namun menurut laporan Utusan Malaysia 7 April 2012, ianya dibina sekitar tahun 1909: “Raja Alang berhasrat pula membiaya pembinaan sebuah mesjid di Kajang .Tetapi atas anjuran orang Mandailing yang berpengaruh di Kajang,Sheikh Ahmad ,Raja Alang membina mesjid di Pekan Beranang,tidak di Kajang .Mesjid itu dinamai Mesjid Raja Alang dan dibina sekitar tahun 1909 (Ir/Ign Ashari Mohd.Yakub Utusan M'sia S2 7 April 2012 h20).Dewasa ini Mesjid Raja Alang telah direnovasi beberapa kali sesuai dengan peningkatan jumlah jamaah.Walaupun begitu unsur-unsur arsitektur yang lama dilestarikan.” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“Masjid Raja Alang: Jalan Kampung Tanjung, 43700 Beranang” (Jabatan Agama Islam Selangor, 2010: |"Masjid Raja Alang").
“Di Beranang, Selangor pula boleh kelihatan masjid lama ini, Masjid Raja Alang… Rekabentuknya mengingatan pada satu lagi masjid lama di Selangor. … ” (Radzi Sapiee @ SENI LAMA MELAYU (MALAY OLDEN ART), 26 Februari 2009: |"Masjid (mosque of) Raja Alang, Beranang").
“Etnis Mandailing Marga Nasution yang bernama Raja Alang ini bukan saja hartawan yang dermawan tetapi juga aktivis sosial di Kajang pada awal abad 20 silam.Di samping aktivis dan pemuka-pemuka masyrakat yang lain pada waktu itu seperi Tauke Ng Bow Thai,Tauke Low Ti Kok,Mr.V.Sabapathy,Mr.Arumpalam dan Mr.Gan Boon Teik,Raja Alang turut menuntut kolonial Inggeris mendirikan sekolah berbahasa Inggeris untuk anak-anak sekalian warga Kajang tanpa mengira etnisnya.(Selayang Pandang Kisah Kajang High School……..hanafiah lubis Seminar Warisan Dan Sejarah Kajang; Kajang Heritage Center 10 Des 2017). Sebagai hasil tuntutan mereka didirikan Kajang Government English School untuk warga Kajang yang ingin anak mereka “masuk sekolah Orang Puteh”.Sekolah itu diresmikan April 1 1909.” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
LATAR PERISTIWA: Kajang High School (KHS).
Sekitar 1915-1918, Raja Alang telah dilantik sebagai salah seorang Pengarah syarikat Sungei Ramal Syndicate Limited: “Raja Allang bin Raja Brayuon was re-elected a Director.” (Pinang gazette and Straits chronicle, 19 March 1919, Page 6: |"SUNGEI RAMAL").
Dalam Laporan Tahunan ke-10 Sungei Ramal Estate pada 25 Mac 1924, Raja Alang mengundurkan dirinya dari jawatan Pengarah syarikat tersebut, oleh kerana keadaan kesihatannya yang kurang baik ketika itu: “Owing to his continued ill-health Raja Allang bin Raja Brayuon does not seek re-election as a director. It is proposed to ask Mr. M. C. English to accept a seat on the board. … The report and accounts were adopted and Mr. M. C. English was elected a director in place of Rajah Allang bin Raja Brayuon.” (The Straits Times, 27 March 1924, Page 10: |"SUNGEI RAMAL SYNDICATE").
Raja Alang kemudiannya berpindah ke Kuala Lumpur: “In his later years, he moved to Kuala Lumpur and stayed at his residence at 13, Jalan Raja Laut (present day Jalan Ipoh Kecil), in front of the former Capitol and Federal cinemas.” (Eric Lim @ Museum Volunteers, JMM, July 15, 2020: |"History of Kajang").
“Walaupun Raja Alang telah berbakti yang banyak kepada Daerah Ulu Langat,khususnya di Kajang dan Beranang ,beliau menetapkan pindah ke Kuala Lumpur dan membina kediamannya di kawasan yang ditinggali kebayakan elit Mandailing seperti Batu Road (kini Jln Tuanku Abdul Rahman) dan Chow Kit Road.Beliau membinanya di suatu situs di Jln Raj Laut dan beralamat No 13 Jln Raja Laut(kini Jln Ipoh Kecil).[Pada tahun 1926 Sutan Mangatas yang berkeluarga dengan Sutan Puasa mendirikan bagas di Chow Kit Road.]Gedung kediaman Raja Alang beberapa tahun kemudian dibongkar dan sirna.Situs kediaman beliau dijadikan Parkiran Kereta.Cucu-cucu almarhun Raja Alang masih ingat akan situsnya dan dapat mengidentifikasinya.Mereka pernah tinggal sebumbung bersama-sama almarhum dalam suatu keluarga besar ditempat itu.Kini yang terus terpahat dalam ingatan hanya momen-momen bahagia dan manis hidup bersama sang Ompung/nenek laki-laki.( Utusan M'sia S2 7 April 2012 halaman depan).” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“Raja Alang died on 11 December 1927 and he was buried at the Ampang Islamic Cemetery in Kuala Lumpur.” (Eric Lim @ Museum Volunteers, JMM, July 15, 2020: |"History of Kajang").
“Raja Alang tutup usia di Kuala Lumpur pada tanggal 11 Desember 1927 dan disamadikan di Perkuburan Islam Jalan Ampang di Kuala Lumpur dan tidak di Perkuburan Islam Batu 14,Kajang tempat peristirahatan ibundanya,Nyonya Cantik.Pusara Namora Mandailing yang paling kuasa, berwibawa dan disegani di Selangor pada pertengan abad 19,Raja Barayun ,ayahanda Raja Alang tidak lagi terdapat di Bukit Melawati tetapi telah dipindahkan ke Bukit Jugra di Kuala Langat.(Utusan M'sia ibid )” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
Kiri: “Satu lagi makam yang menarik di tanah perkuburan Ampang ialah ini. Pemiliknya adalah Raja Alang anakanda Raja Berayun, seorang pahlawan dan pemimpin berbangsa Mandailing yang hidup abad ke 19 hingga ke 20.”
Tengah: “Cebisan yang pecah dari bangunan makam.”
Kanan: “Difahamkan di belakang adalah makam-makam kaum keluarganya.”
Inskripsi pada binaan makam: “Raja Alang bin Raja Berayun … kembali ke rahmatuLlah Ta'ala pada 11.12.27 (bersamaan) 16 Jamadul Akhir 1346. Allahummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi …”
(Sumber: Radzi Sapiee @ SENI LAMA MELAYU (MALAY OLDEN ART), 25 April 2011: |"Makam (Tomb of) Raja Alang ibni Raja Berayun").
Kiri: Makam Raja Alang @ 1 Disember 2012, sebelum dibaik pulih: “Makam ini telah terlalu lama rosak kerana dihempap oleh pokok dan tiada siapa yang mahu membaik pulih mungkin kerana kosnya yang agak tinggi. Syah ziarah makan ini semenjak tahun 1990an lagi dan keadaa makam ini memang sudah rosak dan tak pasti semenjak bila iannya dihempap pokok.”
Kanan: Makam Raja Alang @ 6 April 2013, selepas dibaik pulih: “Beginilah rupanya Makam Al-Marhum Raja Alang yang telah dibaik pulih. … Karung plastik berhampiran makam ini mungkin bahan yang digunakan untuk mencuci batu mamar yang telah berlumut menjadi putih. Mungkin mereka baru sahaja melakukan proses baik pulih ini. … Syah rasa apa yang dibuat sekarangpun sudah mencukupi dan memadai walaupun tidak dibaik pulih sepenuhnya. Serpihan batu yang telah pecah di tingkat ketiga telah diletakkan semula dan hanya tinggal satu batu nisan sahaja dan Syah tak pasti yang satu lagi dimana? Mungkin telah pecah atau diambil orang. Batu nesan yang adapun telah pecah dua. … Tidak banyak yang diketahui mengenai Al-Marhum Raja Alang dari keturunan Raja Mendaling ini tetapi setakat yang diketahui Al-Marhum merupakan antara orang Melayu terkaya di Selangor pada tahun 1880an. Tidak hairanlah makamnya sebegini indah dan unik mengikut statusnya dalam masyarakat ketika itu. ”
(Sumber: Maharum Bugis Syah, 6 April 2013: |"Makam Al-Marhum Raja Alang Sudah Dibaik Pulih").
“When Raja Alang ended his working career, he was made an aide to the District Officer and was his right hand man in Malay affairs. He rose to become a very influential man in Kajang. In his honour, two roads in the town were named after him but both roads have since been expunged. He also became very rich; in fact, it is said that he was the richest man in Selangor in the early 20th century.” (Eric Lim @ Museum Volunteers, JMM, July 15, 2020: |"History of Kajang").
“Raja Allang went in for rubber planting on a large scale and successive booms brought him a fortune and he died a rich man.” (J.C. Pasqual @ The Straits Times, 11 November 1934, Page 21: |"WHEN COCKFIGHTING WAS THE RAGE").
“Beliau memperoleh tanah yang luas di Kuala Langat ,anugerah Sultan Abdul Samad , Sultan Selangor.Di samping itu mewarisi harta dua saudara kandungnya ,Raja Sulung dan Raja Hidayat yang meninggal dunia lebih dahulu.(Norkedah ibid) Sebagai orang kaya dan pedagang getah ,Raja Alang memiliki 20 buah kedai yang terbuat dari batu bata di Pekan Kajang pada tahun 1912 mengikut sensus yang dilakukan untuk Pekan itu ( - Lee Kim Sin/ Seminar Warisan dan Sejarah Kajang 10 Desember 2017).Sejumlah 40 kedai batu bertingkat dua telah mulai dibina pada tahun 1896 .(Lee Kim Sin ibid)Kedai -kedai tersebut terdapat di Jln Tukang terus ke Jln Mandailing,Jln Besar dan Jln Sulaiman.” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“Usaha Raja Alang dan teman-teman aktivisnya diteruskan oleh anaknya Raja Muhammad.Beliau bersama yang lain seperti Low Ti Kok,Haji Jalil(etnis Mandailing dan Penghulu di Ulu Langat) ,Ng Seow Buck dan RCM Kindersley berusaha pula mencari situs/tapak baru bagi Kajang Government English School yang telah bertambah usang dan padat dengan para murid menjelang tahun 1926 . Situs yang dicari-cari itu diketemukan di Jalan Semenyih dan didirikan di situ Kajang High School yang menggantikan Kajang Government English School yang berlokasi berhampiran Police Station(Balai Polis) dan District Office Ulu Langat (Pejabat Daerah) yang telah diruntuhkan untuk dibina gedung Sate . Apabila House System diperkenalkan di Kajang High School,Raja Muhammad diberi penghormatan menjadi Patron Raja Muhammad House ( murid yang No. Masuk Sekolah berakhir 7 & 8 dikelompokkan kepada Raja Muhammad House).Penghormatan yang demikian itu diberikan kepada beliau sebagai alumnus( beliau mantan murid Kajang Government English School) dan sebagai salah seorang Pendiri Pelopor Kajang High School/kini Sekolah Menengah Tinggi Kajang.
Sebagai aktivis dan orang bisnis Raja Alang berhubungan rapat dengan etnis yang lain seperti etnis India dan Cina.Maka tidak mengheranka beliau merupakan salah seorang tokoh yang turut berusaha mendirikan Kajang Merchants' Club,organisasi yang memperjuangkan kepentingan warga Cina dan terutama bisnis mereka.( Lee Kim Sin ibid)”
(Sumber: Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“Berpangkal-tolak dari wibawa , pengaruh Raja Alang dan sanjungan warga kepadanya,Inggeris/Pejabat Daerah Kajang menunjuk beliau menjadi Ketua Warga Melayu( dimaknai Mandailing ,Melayu dan bumiputra yang lain-lainnya ) .Sesuai kapasitasnya itu,beliau bertindak sebagai konsultan hal-ihwal warga bumiputra.(Lee Kim Sin/Voon Phin Keong…..Chinese Pioneers In The Ulu Langat District Journal of Chinese Studies p45 ibid). Untuk mengenang darma-baktinya Kajang Town Board menamai seruas jalan di pusat kota sebagai Jalan Raja Alang.Kemudian entah mengapa Jalan Raja Alang menjadi Jalan Tengah(Lee Kim Sin ibid).Pada kira-kira sekitar tahun 1950-an seruas jalan lagi di Jalan Timur,Kajang dinamai Jalan Raja Alang juga.Pada waktu itu posisi jalan ini agak bersetentangan dengan Jalan Raja Musa yang melalui sisi perkarangan Mesjid Jamek Pekan Kajang dan kediaman Tauke Low Ti Kok.Tangan-tangan tertentu dan yang ingin mengesampingkan memori Mandailing menghapuskan nama Raja Alang dan disangkutkan nama Jalan Cempaka Putih yang tidak ada relevansinya samasekali. Mujurlah di Kuala Lumpur terdapat 53000 Jalan Raja Alang yang dulu dikenal sebagai Perkins Road.Perobahan nama kepada Jalan Raja Alang berlaku pada tahun 1950-an sewaktu Kuala Lumpur masih ujud sebagai wilayah Kesultanan Selangor.Anak Raja Alang,Dato' Raja Muhammad,bergelar Engku Orang Kaya Maha Bijaya Kuala Lumpur memberikan nama ayahandanya menggantikan nama Perkins pada ruas jalan di Kampung Baru,Kuala Lumpur itu. Beliau diberikan penghormatan itu atas jasa dan baktinya dalam perjuangan mencapai KemerdekaanTanah Melayu.(Raja Anuar Raja Muhammad,Utusan M'sia S2 07 April 2012 halaman depan) .” (Hanafiah Lubis @ THE FORGOTTEN PAST OF KHS, DECEMBER 30, 2017 (Dikemaskini 08/01/2018): |"RAJA ALANG/ALLANG - " orang (ETNIS MANDAILING - hanafiah lubis) terkaya Selangor". UTUSAN MALAYSIA S2 7 APRIL 2012 h20").
“This road is named after Raja Alang bin Raja Berayun, who was of Mandailing ethnicity, hailing from Sumatra. Formerly known as Perkins Road, it was renamed in 1968 by the son of Raja Alang, Datuk Raja Mohamed, who held the title Engku Orang Kaya Maha Bijaya Kuala Lumpur and was an Unofficial Member of the Selangor State Executive Council. He was given the honour of renaming this road in appreciation of his efforts in the struggle for Malaya's independence but he did not want the road to be named after him and named it after his father instead. … This road was declared a public road on 6 October 1968. Sources: ANM Acc. No. 1957/0301520; Utusan Online 07-04-2012” (Mariana Isa, Maganjeet Kaur, 15 Sept 2015: "Kuala Lumpur Street Names: A Guide to Their Meanings and Histories").
“His dream of a road to be named after him became a reality when his son, Raja Muhammad was the given the privilege to rename Perkins Road in recognition for his services in the struggle to achieve independence for the Federation of Malaya. Raja Muhammad chose to rename the road after his father.” (Eric Lim @ Museum Volunteers, JMM, July 15, 2020: |"History of Kajang").
“Utusan Malaysia Online pada 07 April 2012 menyatakan nama asal Jalan Raja Alang sebelum merdeka adalah Perkins Road. Jalan itu telah dinamakan semula dan diberi nama Jalan Raja Alang selepas kemerdekaan oleh anak kepada Al-Marhum Raja Alang iaitu Dato' Raja Mohamed yang merupakan seorang pembesar dan Ahli Dewan Diraja Selangor yang bergelar Engku Orang Kaya Maha Bijaya Kuala Lumpur. Beliau telah diberi penghormatan untuk memberi nama kepada jalan berkenaan atas jasa-jasa beliau memperjuangkan kemerdekaan Tanah Melayu. Walau bagaimanapun beliau tidak menggunakan nama beliau sendiri pada jalan berkenaan supaya tidak mahu anak cucunya berperasaan riak lalu mengambil keputusan menggunakan nama Ayahandanya, Raja Alang.” (Maharum Bugis Syah, 6 April 2013: |"Makam Al-Marhum Raja Alang Sudah Dibaik Pulih").
Laman Utama | 1900-1909 | 1910-1919 | 1920-1929 | 1930-1939 | 1940-1949 | 1950-1959 | 1960-1969 | 1970-1979 | 1980-1989 | 1990-1999 |
Siri Cebisan Sejarah: | Bangi | Kajang | Kuala Lumpur | Kuantan | Gambang | Ipoh | Hutan | Hubungi Kami |